Matches in SemOpenAlex for { <https://semopenalex.org/work/W1510361935> ?p ?o ?g. }
Showing items 1 to 23 of
23
with 100 items per page.
- W1510361935 abstract "Perhatian pemerintah terhadap pendidikan mengalami peningkatan daritahun ke tahun. Hal ini ditandai dengan upaya penyediaan sarana dan prasaranapendidikan, perbaikan, kurikulum pendidikan, maupun upaya pembinaan tenagakependidikan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu usahayang strategis dalam mencapai keberhasilan pembangunan nasional, tidakterkecuali bagi anak luar biasa berupa pendidikan khusus, sebagaimana ditegaskandalam UUD 1945 (amandemen) Pasal 31 ayat (1): Setiap warga negara berhakmendapat pendidikan, ayat (2) : Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikandasar dan pemerintah wajib membiayainya.Pendidikan dan pengajaran anak berkelainan atau ketunaan ditetapkandalam Undang–Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan NasionalPasal 32 disebutkan bahwa: “ Pendidikan khusus (Pendidikan Luar Biasa)merupakan pendidikan bagi siswa yang memiliki tingkat kesulitan dalammengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental,sosial.” (UU Sisdiknas, 2003: 21) Ketetapan dalam Undang–Undang No. 20Tahun 2003 tersebut bagi anak penyandang kelainan sangat berarti karenamemberi landasan yang kuat bahwa anak berkelainan perlu memperolehkesempatan yang sama sebagaimana yang diberikan kepada anak normallainnya dalam hal pendidikan dan pengajaran.Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperolehpendidikan yang bermutu, warga negara yang mempunyai kelainan fisik,emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikankhusus, warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adatyang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus, warga negara yangmemiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikankhusus (Pasal 5 UU no. 20 Tahun 2003 Sisdiknas).Anak Berkebutuhan Khusus memperoleh layanan pendidikan yangbermutu terutama terhadap anak yang belajar di sekolah maka semuaguru harus mengerti dan mengenal karakteristik anak berkebutuhankhusus serta mampu menerapkan metodologi pembelajaran yang tepat (Mulyono,2003: 12).Anak berkelainan diberikan kesempatan yang sama untukmemperoleh pendidikan dan pengajaran yang sama, berarti memberikanpartisipasi pendidikan anak normal dengan anak berkelainan. Guru perlumemahami anak berkelainan, jenis, karakterisrik, penyebab kelainan, dampakpsikologis serta prinsip–prinsip layanan pendidikan anak berkelainan, sehinggadapat memberikan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya.Pendidikan luar biasa merupakan salah satu bentuk pendidikan khususyang berupaya untuk meningkatkan pelayanan pendidikan terhadap anak luarbiasa, seperti anak autis.Istilah autis atau autisme pertama kali diperkenalkan oleh dr. Leo Keanner,pada tahun 1948 yang mendiagnosa dan mengobati pasien dengan sindromautisme yang di sebut “ infantile auitsme “ Autisme di sebut juga syndromeKeanner. “Autis berasal dari kata yunani “autos“ yang berarti sendiri“ (Handoyo,2003: 12). Autisme merupakan suatu kumpulan sindrom akibat kerusakan saraf.Penyakit ini menganggu perkembangan anak. Diagnosisnya diketahui dari gejala–gejala yang tampak, ditunjukkan dengan adanya penyimpangan perkembangan.Penyebab autisme sampai sekarang masih belum diketahui secara pasti,tetapi ada beberapa faktor yang diduga berhubungan dengan timbulnya gangguanautisme. Menurut Aris Sudiyanto (2001:2) menyatakan bahwa “faktor-faktorpenyebab dari gangguan dari gangguan autisme diantaranya faktor-faktorpsikologis psikodinamis, organ neorologis, imunologis, imunologi dan prenatal” .Menurut Salcha Hatrasy dalam bukunya Pola Pendidikan bagi Anak Autis(2002: 5), dikemukakan bahwa :75%-80% dari anak autis mengalami retardasi mental sedangkan 20% darimereka mempunyai kemampuan yang cukup tinggi di bidang-bidang tertentuanak penyandang autisme mempunyai masalah atau gangguan dalam bidang :komunikasi interaksi sosial, gangguan sensoris, pola bermain, perilaku, emosi.Akan tetapi tidak semua gejala tersebut ada pada anak autis. Gejala dapatberagam sehingga tampak bahwa tidak ada anak autis yang benar-benar samadalam tingkah lakunya.Karakteristik anak autis yang antara lain perkembangan motorikyang kurang baik, gerak kurang luwes, sehingga mengakibatkan kesulitan dalamketerampilan menulis yang melibatkan gerakan motorik dari tangan.Kemampuan membaca dan menulis menjadi dasar utama. Denganmembaca dan menulis siswa akan memperoleh pengetahuan dan perkembangandaya fikir, sosial dan emosionalnya. Tanpa memiliki kemampuan membaca danmenulis yang memadai sejak dini, anak akan mengalami kesulitan belajar dikemudian hari.Menulis adalah merupakan salah satu komponen sistem komunikasi, danmenggambarkan pikiran, perasaan, ide kedalam bentuk lambang-lambang bahasagrafis serta dilakukan untuk mencatat dan komunikasi dengan pena.Aktivitas menulis terjadi proses yang rumit karena didalamnya melibatkanberbagai modalitas, mencakup gerakan tangan, lengan, jari, mata, koordinasipengalaman belajar, dan kognisi, semua modalitas itu bekerja secara terintegrasi.Oleh karena itu pelajaran menulis terasa begitu berat dan melelahkan. Tidakjarang anak yang belajar menulis menolak untuk menulis banyak–banyak ataubahkan ada juga anak yang kesulitan dalam belajar menulis. Materi pembelajarandi sekolah-sekolah siswa dilatih agar mampu membaca, menulis danmenghitung. Untuk keterampilan menulis kita tidak dapat mengelak bahwaketerampilan menulis tersebut berhubungan dengan aktivitas motorik terutamamotorik halus.Keterampilan mosaics merupakan salah satu jenis latihan motorik halusdengan jalan menempelkan atau menyusun potongan kertas kecil-kecil padasebuah bentuk (gambar) untuk melatih motorik halus. Menurut Saleh Kasim(1981: 9) mosaics adalah menggambar dengan teknik tempelan. Gambar yangterbentuk bukanlah gambar jadi yang ditempelkan, akan tetapi kertas-kertas ataubahan lain yang ditempelkan. Berdasarkan kenyataan yang ada siswa autis di SLB Autis Alamandasebagian besar mengalami kesulitan dalam menulis permulaan. Menurut analisapenulis disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya anak autis sebagian besarmengalami gangguan dalam motorik halusnya, sehingga kesulitan dalam aktivitasyang melibatkan tangan dan jari-jari. Disamping itu pendekatan pembelajaranyang dilakukan guru kurang variatif dan terkesan monoton, sehingga kurang dapatmembangkitkan perhatian siswa terhadap stimulus yang diberikan. Kenyataan initelah menyadarkan penulis yang juga merupakan guru dikelas untuk mencoba satupendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menulispermulaan siswa melalui latihan motorik halusnya dengan lebih bervariasi, yaitumelalui aktifitas keterampilan mosaics, dimana dengan aktifitas ini memberikanlatihan motorik halus pada anak yang berbeda dari biasanya, selain baru bagi anakjuga media yang digunakan kertas berwarna yang dapat menarik perhatian siswa,sehingga meningkatkan minat belajar siswa. Siswa dapat melatih kemampuanmotorik halusnya sambil bermain.Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis menemukan identifikasimasalah bahwa anak autis mengalami hambatan dalam motorik halusnya yaitudalam mempelajari gerak jari–jari tangan sehingga mempengaruhi kemampuanmenulis permulaan, untuk itu anak autis perlu latihan motorik halus untukmeningkatkan kemampuan menulis permulaan. Sehubungan dengan permasalahandan identifikasi masalah tersebut di atas maka penulis mengadakan PenelitianTindakan Kelas tentang Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis PermulaanMelalui Latihan Motorik Halus Dengan menggunakan Keterampilan MosaicsPada Siswa Autis Kelas I Semester I di SLB Autis Alamanda Surakarta TahunPelajaran 2010/2011." @default.
- W1510361935 created "2016-06-24" @default.
- W1510361935 creator A5038002912 @default.
- W1510361935 date "2010-01-01" @default.
- W1510361935 modified "2023-09-24" @default.
- W1510361935 title "Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Melalui Latihan Motorik Halus Dengan Menggunakan Keterampilan Mosaics Pada Siswa Autis Kelas I Semester I Di SLB Autis Alamanda Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011" @default.
- W1510361935 hasPublicationYear "2010" @default.
- W1510361935 type Work @default.
- W1510361935 sameAs 1510361935 @default.
- W1510361935 citedByCount "0" @default.
- W1510361935 crossrefType "dissertation" @default.
- W1510361935 hasAuthorship W1510361935A5038002912 @default.
- W1510361935 hasConcept C142362112 @default.
- W1510361935 hasConcept C15708023 @default.
- W1510361935 hasConceptScore W1510361935C142362112 @default.
- W1510361935 hasConceptScore W1510361935C15708023 @default.
- W1510361935 hasLocation W15103619351 @default.
- W1510361935 hasOpenAccess W1510361935 @default.
- W1510361935 hasPrimaryLocation W15103619351 @default.
- W1510361935 isParatext "false" @default.
- W1510361935 isRetracted "false" @default.
- W1510361935 magId "1510361935" @default.
- W1510361935 workType "dissertation" @default.